Kangen

Born in the same month, same blood type, attended same high  school, same class once, and we admire each other, we finally meet again, here...in the rain city to gain the higher education. How are you my BEST friend?


Lama tak bertemu, membuat saya kangen dengan sahabat saya yang satu ini. Dia yang punya paras baby face, tetap saja imut seperti pertama kali melihatnya di SMA 3. Namun dibalik tubuh imutnya, saya selalu kagum dengan gaya bicaranya yang cerdas dan bersahabat, apalagi setelah dia launching  PROPOSAL HIDUP di tahun 2014, dimana tak semua orang berani menulis proposal hidup dan siap dibaca orang banyak  :

"Nama saya Rakhmi Setyani Sartika, putra kedua dari papa dan mama hebat, Putut Basuki Prasetyo Edi dan Sumartini. Saya adalah Muslim, hamba Allah yang dikaruniai banyak kenikmatan, terutama Iman dan Islam. Sejak kecil saya dibesarkan oleh orang tua saya untuk menjadi muslim yang taat, sederhana, dan jujur dalam kehidupan."

"Papa menginspirasi saya akan keberanian, konsekuensi, dan tanggung jawab dalam bertindak. Papa saya, seorang pelaut yang pemberani, menerjang ganasnya ombak laut demi melaksanakan kewajiban menafkahi keluarganya. Walaupun dari luar, papa adalah orang yang keras, saya tahu papa sangat memperhatikan keluarga. Papa, pria yang terampil dan kreatif. Saya ingat dulu di halaman rumah, tanaman amarilis dengan kelopak bunganya yang merah dan besar, anggrek ungu bergelantungan di pangkal pohon cemara, daun anthurium yang menjuntai dari potnya, dan banyak hal yang ditumbuh kembangkan oleh tangan dingin papa. "


"Sedangkan mama memberi teladan bagi saya tentang nilai kebaikan, kesabaran, ketekunan, dan welas asih. Secara fisik mama terlihat lemah, hanya mendengar suara keras mama bisa berkeringat dan pusing. Tetapi sebenarnya mama adalah orang terkuat di mata saya; mama kuat dengan kesabarannya, dengan kemampuannya mengendalikan dirinya. Mama adalah panutan dan guru kehidupan saya, bahwa hidup adalah proses belajar dan lupakanlah hal-hal yang tidak berguna. Pintar karena belajar; Sabar karena belajar. Jadi, semua hal-hal baik tidak serta merta kita dapat, tapi harus dipelajari dan diperjuangkan."

"Mas Rizki lebih tua 2,5 tahun dari saya, kakak terbaik saya. Walaupun saat kecil kami sering bertengkar, saat SMA saya baru menyadari dia sangat menyayangi saya. Dia mengenalkan saya pada kehidupan remaja islam, bagaimana mencari jati diri, keutamaan menuntut ilmu, pentingnya pergaulan yang luas. Pengajian dan organisasi mewarnai hidup saya sejak SMA berkat dukungan kakak saya. Dari sanalah beberapa ilmu, prinsip hidup, skill, bahkan sahabat hidup seperti Flourentina, Zuraida, Nurmaulidyah, Afni Rahmania, dkk saya dapatkan. Setelah menikah dengan Mbak Elok pun, Mas Rizki masih memperhatikan saya. Mas Rizki mengajak saya untuk mengunjunginya di Australia selepas saya resign dari pekerjaan lama saya."

"Saya adalah pribadi supel, suka mengenal banyak orang dan hal baru. Karenanya saya senang berorganisasi di sekolah dan pengajian di luar sekolah. Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang saya peroleh dari kesenangan ini. Berkat aktif berorganisasi inilah saya terbiasa bekerja dengan team dan berbicara di depan umum."

"Lulus universitas, saya memulai pengalaman berharga saat hunting job dan bekerja di bidang Food Service serta Community. Pengalaman selama 3 tahun bekerja di Indofood dan ditempatkan di Sulawesi serta Jawa Timur, saya menjadi lebih mengerti jati diri dan keinginan saya. Saya menemukan passion saya: sharing ilmu (lisan/tulisan) dan tampil di depan umum. Saya ingin menjadi guru, pendidik, konselor, dan penulis. Saya juga ingin mewujudkan firman Allah pada diri saya bahwa: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS 58 :11)"

"Demi mengejar passion tersebut, saya resign dari pekerjaan saya dan berusaha meraih beasiswa untuk membiayai sekolah saya nantinya. Meskipun orang tua sanggup menyekolahkan, saya tidak ingin membebani mereka, saya ingin bertanggung jawab atas diri saya sendiri. Faktanya, meskipun banyak peluang beasiswa yang tersedia, ada ribuan orang yang berkompetisi memperebutkannya. Ribuan orang yang pintar meraih beasiswa! Sulit bukan berarti tidak bisa. Sulit itu artinya layak untuk diperjuangkan. Target saya, dalam tahun 2014 dan 2015 ini saya bisa meraih salah satu dari beberapa beasiswa seperti : AAS (Australia), LPDP, Dikti, DAAD (Jerman), MIS (Malaysia), SNU (Korea), Unggulan, dsb. 
Oleh karenanya, saya akan mengelola diri saya agar :
· Lebih menghargai waktu; hanya melakukan yang penting saja
· Fokus pada tujuan; bukan pada hambatan
· Meningkatkan doa dan ibadah (al ma’tsurat, dhuha, tahajud, membaca al-Quran)
· Belajar dan berlatih dengan cerdas, keras, dan ikhlas tentang :
    o Basic ilmu gizi kesehatan
    o Update pada fokus penelitian (gizi komunitas)
    o Conversation, structure, reading, dan writing English (IELTS/TOEFL)
    o Psikotes
    o Cara teknis meraih beasiswa
· Menunda kesenangan
· Membuka media sosial hanya pada halaman yang memberikan info beasiswa saja
· Tidak bermalas-malasan
· Mengurangi waktu tidur (5 jam tidur malam dari jam 9 s/d jam 2; power nap ba’da dhuhur)
· Mengurangi menonton TV
· Rajin berolahraga setiap pagi
· Berbakti pada kedua orang tua
· Rajin mendoakan mama papa, mas rizki dan keluarga, serta sahabat-sahabat saya
· Banyak bersedekah
· Selalu berpikir positif"

"Februari tahun ini saya berusia 26 tahun, dan masih berupaya agar menjadi hamba Allah yang shalihah, berbakti kepada kedua orang tua, pribadi yang mandiri, dan berguna bagi umat manusia. Di belakang tulisan ini saya juga telah mengumpulkan beberapa keinginan dalam hidup saya.
Ya Allah, bimbing saya, tuntun saya, jangan Kau tinggalkan saya, pada-Mu saya kembali, pada-Mu saya mengabdi, pada-Mu hidup saya persembahkan. Bantu saya mewujudkan wish list hidup ini, jadikan saya hamba-Mu yang Kau cintai, jadikan saya hamba-Mu yang sibuk melakukan amal soleh." (http://rakhmiss.blogspot.com/2014/03/proposal-2014.html)

Aamiin, semoga tercapai cita - citamu ya Mi. Uhibuki fillah :)

Komentar

Postingan Populer