Belajar dari Mahasiswa Malaysia

Kesan ikut collaboration workshop dengan Mahasiswa Universiti Teknologi Malaysia 10 - 12 Agustus 2015



Minggu kedua bulan Agustus 2015 ini, departemen Arsitektur Lanskap IPB kedatangan tamu dari Malaysia. Lebih dari 30 mahasiswa dan 2 dosen pembimbing berkunjung untuk melakukan studi ekskursi sekaligus workshop. Tema kali ini adalah "Landscape design for Bogor Heritage City", mirip dengan obyek tesis saya, seputar Kota Pusaka Bogor! Bosan tapi rindu - rindu gimana gitu..
Oke, demi membangkitkan semangat saya menyelesaikan tesis, saya mengiyakan ikut begitu ada tawaran untuk mahasiswa S2. Ternyata, panitia juga menghubungi saya meminta bantuan untuk menshare bahan - bahan terkait Kota Pusaka Bogor, hehe...Alhamdulillah berarti upaya saya bolak - balik cari data ke Bappeda, berguna juga buat orang banyak :D

Senin lalu, pertama kalinya saya bertemu mereka, setelah ada pembukaan dan sambutan - sambutan, mereka dibagi dalam kelompok - kelompok. Saya kebagian masuk di kelompok 5 dengan obyek kajian tentang daerah Suryakencana dibimbing oleh Dr. Qodarian atau Pak Ian. Suryakencana adalah pecinan di Kota Bogor. Wow, daerah eksotik yang rumit dan memprihatinkan. Saya sepertinya benar - benar berjodoh dengan yang namanya pasar. Skripsi saya tentang Pasar Besar Malang, bisa dibilang masuk didalam kawasan Pecinan Malang. Klo saya inget, selama melakukan penelitian, berkali - kali kesasar dan hampir putus asa mencari responden orang pasar yang bersedia mengisi kuesioner saya. Trus ketika saya kerja di daerah perbatasan Surabaya - Sidoarjo, kos saya juga dekat dengan pasar Waru. Selama S2 saya tinggal di dekat Pasar Anyar Bogor, sekarang obyeknya juga gak jauh dari daerah pasar juga!


Najwa, Farah, Azmie dan Azam itu nama mahasiswa S1 UTM yang masuk di kelompok 5. Esoknya saya dibantu adik S1 bernama Menisa :) Hari senin kami cuma berdiskusi singkat sekilas tentang obyek kajian Suryakencana, tentang sejarah, tentang seperti apa kondisi kawasannya dan persiapan turun lapang untuk esok. Karena bahasa indonesia dan melayu agak berbeda, maka mau tak mau harus diselingi bahasa inggris untuk menjawab pertanyaan2 mereka :P Saya jadi inget waktu ditanya pake bahasa melayu, pengen banget garuk - garuk kepala karena gak ngerti artinya, haha...nah saat itulah saya harus bermain tebak kata :D 
Perbedaan bahasa ini juga terkadang menjadi sesuatu yang membuat saya sering tersenyum, mereka menyebut dosen dengan pensyarah, mobil dengan kereta, mukena dengan telekung, kue klepon dengan onde - onde, dan masih banyak lagi, belum lagi logat bahasa inggris yang dimelayukan :D Setidaknya saya jadi tahu beberapa kosakata bahasa Melayu.

Hal yang menarik saya dapatkan selama beinteraksi dengan mereka antara lain bahwa mereka sangat bersemangat dan tekun dengan penugasan yang diberikan. Mereka juga ternyata dibiasakan menggunakan bahasa Inggris dalam perkuliahan dan dalam studio, maka tak heran bahasa inggris yang digunakan mereka untuk menjelaskan desain baik di kertas kalkir maupun saat presentasi sangat bagus dan lancar . Ini sangat membantu bila mengikuti forum - forum internasional seperti workshop ini. Harusnya di Indonesia juga seperti itu ya.Walau 3 hari namun workshop ini sangat berkesan, bila berjodoh, semoga bisa bertemu mereka kembali di lain waktu. Terimakasih banyak :D




Komentar

Postingan Populer