Behind the Scene Si Header Blog
Sebelum memori terlupa dan menghilang, sebelum kenangan menjadi angan - angan, saya ingin menulis cerita manis dibalik header blog pertama saya :)
Keluarga "Pondok Sketsa Senja"
header hasil photoshop
Senja di Langit " The Master Architect's piece of work"
Sore itu waktu Maghrib hampir tiba, sepasang kaki menapak diatas jalan aspal, berjalan tergesa mengarah ke selatan, ke sebuah pondok cinta, sebuah pondok peristirahatan yang saya rindu ketika pulang kuliah. Langit semakin memerah. Bagaikan sebuah lukisan yang tersapu kuas - kuas alam, langit menunjukkan keindahannya di senja itu. Subhanalloh, itulah kata - kata nasehat dari Rasulullah ketika kita melihat sesuatu yang cantik dan mempesona. Waktu itu sawah disamping jalan pun telah menguning, beberapa petak telah dipanen. Hijau, kuning, biru, ungu, merah, jingga....
inspirasi header blog
Keluarga "Pondok Sketsa Senja"
Ingatkah Bapak...Ibu..., sebelum bangunan itu berdiri kita tinggal di sebuah rumah sederhana berdinding bambu disampingnya. Kalian menabung hari - demi hari untuk mendirikan rumah impian. Selama itu kita belajar tentang kasih sayang, kesederhanaan, dan kesabaran.
Ingatkah kakak, sebelum bangunan itu berdiri kita belajar diterangi lampu minyak di rumah sederhana kita.
Ingatkah ketika kita bermain memasukkan benda - benda ke dalam api lampu, kita tertawa-tawa tapi ibu marah-marah. Lalu? Kita dihukum di luar dengan pintu terkunci, kita menangis memohon - mohon supaya dibukakan pintu :) Masa kecil kita sepertinya seru...ternyata kita nakal ya?
Saya pun ingat, tangan besi ibu kita ketika mengajarkan anak putrinya ini menulis sewaktu TK, ibu kita ternyata orang yang perfeksionis, halaman kertas yang berlubang itu buktinya. Ia tak mau melihat putrinya menulis dengan huruf yang jelek, tulis lalu hapus, tulis-hapus, saya sampai menangis karena capai... :)
Ibu boleh berbangga hati karena ketika SD saya ditunjuk jadi salah satu penulis catatan di papan tulis kelas karena menurut ibu guru, tulisan saya bagus :)
Saat di rumah sederhana itu pula, adik paling bungsu saya lahir, ingatan tinggal dengan eyang putri pun masih membekas. Walau kemudian Beliau dipanggil Allah sebelum melihat kami dewasa.
Adik, ingatkah kita sering bermain di halaman rumah yang hijau itu, karena rumah kita dulu dikelilingi sawah. Asyiknya bermain layang - layang di pematang sawah. Merasakan beratnya menggendong adik bungsuku ketika aku berumur 5 ato 6 tahun, sesekali pernah memakan bubur bayimu karena ternyata manis dan enak :P, mungkin karena itulah sampai sekarang aku suka beli bubur bayi untuk kudapan :)
Lalu pondok itu berdiri, lebih kokoh daripada rumah sederhana kita yang terdahulu, berdinding bata, berkayu jati, beratap genting beton. Alhamdulillah....inilah pondok yang selalu kita rindukan kemudian.
Family is... a gift
Family is...people who loves you, whatever you are
- SEKIAN -
Komentar
Posting Komentar