Djaswadi house story (1) : Selamat datang di rumah bersejarah





 Djaswadi House, rumah peninggalan eyang buyut di Bogor


Mimpi

Klo tidak salah (berarti benar ya) saya pernah mengalami entah ini mimpi epik atau dejavu..lupa - lupa ingat.. karena sudah lama sekali...mungkin jaman TK atau SD. Waktu itu saya ada di dalam sebuah rumah yang dibangun pada masa kolonial, pencahayaan agak - agak redup, siluet cahaya matahari menerangi ruang itu. Ada kelambu yang tertiup angin. Di depan saya ada sebuah meja, diatas meja itu ada beberapa benang sulam, yang saya ingat beberapa jatuh ke bawah sehingga benangnya berceceran. Tegel rumah itu memakai teraso gelap, sama seperti di Djaswadi House. Saya sering mimpi berada di rumah kolonial seperti itu sebelumnya...Mungkin itu salah satu dari kejadian - kejadian aneh yang membuat saja kuliah di arsitektur :D

Beberapa bulan sebelum saya pindah ke bogor untuk sekolah S2, Mbak Ima, kakak kelas SMA yang juga sekelompok mengaji dengan saya, pernah bercerita : "Flo, aku mimpi kamu ada di depan rumah yang pintunya tinggi sekali, bersama seorang ibu ibu dengan kerudung besar" Saya jadi ingat, saya belum cerita ke mbak Ima kalau diterima S2 di IPB. Mendengar mimpi mbak Ima, Ibu bercerita di Bogor ada rumah keluarga yang sudah tua. Mungkinkah mbak ima melihat semacam "tanda"? Hmm..biarkan itu menjadi misteri. Melihat rumah yang dimaksud ibu saja saya belum pernah, jadi saya cuma membayangkan seperti apa rumah indis tua itu. 

Anak kost yang tinggal gratis itu saya

Setelah sampai di Bogor, saya diajak Ibu melihat rumah tersebut. Ibu juga lupa - lupa ingat jalannya. Maklum sudah hampir 30 tahun lalu terakhir ibu mengunjunginya. Bermodalkan pengetahuan pak becak (lho?) Ibu bilang : Gang Batu ya pak? Pak becak pikir2 sebentar,Gang Baru buk? Bukan,kata ibu, Gang Batu! Walhasil kesasar ke Gang Sepatu (Weleh2..). Yasudahlah, ibu kembali mengandalkan ingatannya. Ucapan yang saya dengar berkali kali dari ibu adalah : Dulu kayaknya gak seperti ini (Gedubrak!Saya ketawa saja dalam hati). Akhirnya ibu menemukan tetenger. Sungai kecil itu masih ada, itu menjadi satu satunya petunjuk. Ibu belok ke sebuah gang, ibu bilang mau menemui seseorang dulu, sahabatnya 30 tahun yang lalu :) Nah rupanya ibu minta diantar ke rumah eyang Djaswadi melalui sahabatnya itu :) Haha...

Beberapa kali pindah kepemilikan, dan sempat tak berpenghuni, beberapa bagian tak terawat dan butuh perhatian. Saat ini rumah keluarga eyang difungsikan sebagai kost putri. Agar hidup dan bisa membiayai biaya perawatannya :) pengelolaannya dibawah pengawasan Om Nano, sepupu ibu. Cerita misterinya adalah...ada satu ruang di depan yang difungsikan hanya untuk keluarga, sudah bertahun2 tak dihuni, dan kamar itulah yang sekarang saya tempati! 

Bismillah! Saya dan ibu kerja bakti membersihkan kamar tersebut, sepertinya itu saat - saat romantis saya bersama ibu :) Rumah eyang ini strategis sekali, kalau ke istana dan kebun raya tinggal jalan, disamping kiri pasar anyar dan ramayana, ke stasiun tinggal jalan kaki. I love it! Ibu mengajak beli beberpa peralatan seperti kasur busa, rice cooker, sapu, bantal dll di pasar anyar dan sekitarnya. Karpet sudah dipinjami tante Mira, juga dapat pinjaman seprei dan sarung bantal pula :) Namun cerita sedihnya, saya harus naik angkot dua kali ke kampus IPB Darmaga. Awal - awal memang terasa berat di ongkos, namun pengalaman bisa tinggal di rumah bersejarah tentu tidak bisa dirupiahkan :) 

Menemukan buku Silsilah Keluarga Besar kami,
Keluarga Soeronagoro
Eyang Djaswadi berada di posisi alfabet D3
Cek no induk keluarga : A.B6.C1. D3.E2.F4. G2 :D
Ternyata sudah 7 generasi keluarga besar, sejak pertama kali ditulis!

Bagi keluarga besar Eyang Djaswadi,
rumah ini menyimpan banyak cerita dan kenangan


Komentar

Postingan Populer