Kisah Calon Raja dan Biji Kacang



Once upon a time,

Hiduplah seorang raja yang arif dan bijaksana yang sangat disegani rakyatnya. Ia memiliki kerajaan yang sangat besar dan luas, namun sayang ia tidak memiliki putra sebagai penerus kerajaannya. Maka pada suatu hari ia mengadakan suatu sayembara. Para pemuda pun dikumpulkan di sebuah lapangan. Sang raja ingin memilih siapa yang terbaik diantara mereka, yang layak menggantikannya ketika mangkat.

Sang raja kemudian mengumumkan bahwa setiap peserta sayembara akan diberikan sebuah biji kacang siap tanam. Tugas mereka sangat mudah, yaitu menanam biji tersebut dan memeliharanya dengan baik. Barangsiapa mempunyai tanaman kacang yang paling subur dan tinggi dalam kurun waktu satu bulan, ialah yang akan menjadi pemenang. Semua peserta pulang dengan penuh harapan besar untuk menjadi pengganti sang raja dan langsung menanam biji tersebut di wadah. Setiap hari, mereka benar - benar merawatnya. Namun, seorang peserta merasakan kejanggalan dengan biji yang dibagikan, tetapi tidak bersedia bercerita.

Hari demi hari, para peserta bercerita tentang biji kacang mereka yang semakin tinggi. Tetapi, seorang pemuda sangat malu menceritakan biji yang ia tanam. Jangankan tumbuh tinggi, tunas kecilpun tidak tumbuh pada biji yang ia tanam meski ia sudah menjaga dan merawatnya.

Satu bulan sudah berlalu. Kini saatnya para peserta membawa tanaman kacang mereka karena raja akan memeriksanya. Melihat tanaman kacang peserta lain yang tumbuh subur dan tinggi, pemuda itu merasa minder. Ia hanya mampu membawa pot berisi tanah yang subur. Dan, semua orang menertawakannya.

Akan tetapi, setelah memeriksa tanaman kacang para peserta, raja memanggil si pemuda yang hanya membawa pot berisi tanah seraya mengumumkan bahwa ia adalah pemenangnya. Seluruh orang terkejut dan mengajukan protes keras. Dengan bijak raja berkata, " Sebulan yang lalu, aku memberikan biji kacang yang telah kurebus. Jadi biji itu tidak akan pernah tumbuh. Aku mengadakan sayembara ini hanya untuk menguji kejujuran kalian. Dengan begitu aku tahu siapa yang benar - benar jujur. meski tahu bahwa biji tidak akan tumbuh, ia tetap merawatnya dan berharap biji akan tumbuh. Namun kalian telah telah mengganti biji yang kuberikan untuk memenangkan sayembara ini, itu artinya kalian tidak jujur. Kerajaan ini butuh orang jujur dan pemuda inilah yang akan mewarisi kerajaan ini. 


Sumber : Wicaksono, Aryo Seno.2010. Jangan Mau Dikalahkan Masalah.Jakarta : PT Gramedia

Komentar

Postingan Populer